APA TANGGAPAN MASYARAKAR MENGENAI KENAIKAN PPN?

 APA TANGGAPAN MASYARAKAR MENGENAI KENAIKAN PPN?


Kenaikan PPN kali ini mendapat respon penolakan dari berbagai pihak, terutama dari kalangan pengusaha dan masyarakat. Karena dinilai akan kembali menurunkan daya beli masyarakat yang baru akan pulih.

Oleh karena itu, banyak sekali yang mengusulkan agar pemerintah bisa menunda kenaikan PPN yang dimulai awal kuartal II-2022 ini. Apa lagi menjelang bulan Ramadan, harga-harga menjadi semakin meningkat dan kenaikan tarif PPN untuk sekarang akan menjadi boomerang bagi pemerintah. Sebab, bukannya meningkatkan perekonomian justru akan membuat pemulihan ekonomi kembali melambat.

Peningkatan tarif PPN saat ini akan meningkatkan harga barang dan berdampak pada daya beli masyarakat kelas bawah hingga kelas menengah yang akan ikut menurun.

Dengan adanya peningkatan tarif PPN, maka akan berdampak pada seluruh lapisan masyarakat. Terutama bagi masyarakat kelas bawah dan menengah karena PPN termasuk pajak objektif yang dasar pengenaan pajaknya secara adil, tidak melihat status maupun penghasilan subjek pajaknya. Jadi semua masyarakat harus membayar tarif PPN tersebut jika melakukan transaksi barang/jasa kena pajak.

Selain berdampak pada masyarakat, kenaikan tarif PPN juga berdampak pada pengusaha. Para pengusaha sedang memulihkan perekonomiannya akibat pandemi COVID-19, namun dengan adanya kenaikan tarif PPN dapat memperlambat pemulihan tersebut.

Rencana itu ditolak berbagai kalangan dan meminta pemerintah mempertimbangkan ulang. Pasalnya kenaikan tarif pajak bisa berdampak buruk kepada masyarakat. Apa saja dampak buruknya?

1. Harga barang naik
Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal Edy Halim mengatakan kenaikan tarif PPN itu akan berdampak kepada kenaikan harga barang yang otomatis semakin mahal.

2. Daya beli anjlok
Pasalnya kenaikan harga akan semakin menurunkan daya beli masyarakat yang tentunya akan memperlambat pemulihan ekonomi dalam negeri pasca pandemi COVID-19.

3. Penyerapan tenaga kerja menurun
Belum lagi berimbas ke pendapatan rumah tangga . Kalau dari sisi rumah tangga pendapatan masyarakat ini turun hampir di semua kelompok rumah tangga baik desa dan kota, jadi tidak ada yang mengalami kenaikan satu pun.

Dari sekian banyaknya dampak yang di timbulkan dari kenaikan PPN ini memang terlihat lebih banyak dampak negatifnya dibanding dengan dampak positif bagi masyarakat dan banyak kalangan. 

Dari survey yang saya lakukan tentang kenaikan PPN ini kepada masyarakat 
"Menurut saya dengan kenaikan PPN ini sungguh sangat menyiksa masyarakat kalangan kelas bawah ya kak, contohnya sekarang saya beli minyak goreng harus disupermarket sudah harganya mahal ditambah lagi PPN juga naik" ujar ibu sanah selaku ibu rumah tanga .

"Saya harap pemerintah harus mempertimbangkan lagi dengan adanya kenaikan PPN ini dan lebih memperhatikan dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat" ujar Ghina selaku Karyawan. 

"Miris sekali ya dengan adanya kenaikan PPN ini saya yang sering beli merchandise kpop dari korea harus menambah uang lagi untuk setiap pembayaran, dengan PPN 10% saja cukup tidak perlu dinaikan lagi" ujar Ade selaku pembeli merchandise luar negeri

Kenaikan PPN ini seakan menambah beban rakyat semakin berat disaat keadaan seperti ini. Pemerintah harus lebih memperhatikan lagi dampak yang ditimbulkan bukan hanya sekedar membuat peraturan saja. Para petinggi pemerintah bisa lakukan blusukan sebelum menerapkan undang-undang yang sama sekali tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. 

Besar harapan saya para petinggi pemerintah bisa melihat dan mendengar apa yang disampaikan dan dirasakan oleh masyarakat.


Terima kasih.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Percampuran bahasa Indonesia dan Bahasa Korea di kalangan Remaja Milenial